Dalam ranah perdagangan, segala kemungkinan transaksi harus diperhitungkan, termasuk potensi kerugian. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kerugian yang signifikan. Salah satu metode untuk memperkirakan tingkat potensi kerugian adalah dengan mempertimbangkan konsep drawdown. Apa sebenarnya drawdown ini? Penjelasannya akan diuraikan dengan cermat dalam artikel ini.
Drawdown merujuk pada selisih antara nilai ekuitas tertinggi dan terendah dalam suatu periode tertentu. Umumnya, besaran drawdown diukur dalam persentase. Sebagai contoh, apabila nilai ekuitas dalam perdagangan marjin mencapai $12.000 setelah mendapatkan keuntungan tinggi, lalu turun menjadi $10.000 sebelum kembali naik ke $12.000, maka besarnya drawdown pada akun trading tersebut adalah sekitar 16%.
Konsep drawdown memegang peranan penting dalam investasi dan perdagangan karena memberikan ukuran terhadap tingkat risiko dalam suatu transaksi. Pada contoh di atas, kita dapat memahami bahwa dalam satu perdagangan, potensi kerugian mencapai 16%.
Besaran nilai drawdown dapat bervariasi seiring berjalannya waktu, tergantung pada nilai keuntungan tertinggi dan kerugian terendah yang diperoleh. Oleh karena itu, bagi seorang trader, sangat penting untuk mengukur nilai ini melalui beberapa periode waktu yang berbeda.
1. Absolute Drawdown
Absolute drawdown mengukur selisih nilai ekuitas pada awal pembukaan akun trading dengan nilai terendahnya hingga saat ini, dengan asumsi tidak ada penyetoran modal tambahan. Sebagai contoh, jika ekuitas awal adalah $10.000 dan nilai ekuitas terendah turun menjadi $9.000, maka nilai absolute drawdown adalah sekitar 10%.
Rumus absolute drawdown:
2. Relative Drawdown
Relative drawdown mengukur selisih antara nilai ekuitas maksimum dan minimum dalam suatu periode waktu. Misalnya, jika saldo ekuitas awal $10.000 turun menjadi $9.000 dalam 60 menit, lalu naik menjadi $11.000, maka nilai relative drawdown adalah sekitar 18%.
Rumus relative drawdown:
3. Maximum Drawdown
Maximum drawdown mengukur selisih antara nilai ekuitas tertinggi dan terendah selama periode trading. Jika, misalnya, nilai ekuitas pernah naik hingga $20.000 dan turun hingga $8.500 dalam satu tahun, maka nilai maximum drawdown adalah sekitar 57,5%.
Rumus Maximum Drawdown:
Selain menggunakan rumus-rumus di atas secara manual, drawdown juga dapat dihitung dengan menggunakan metode standar deviasi atau simpangan baku. Simpangan baku ini memberikan gambaran rata-rata kedekatan nilai keuntungan dan kerugian trading dengan nilai rata-rata ekuitas.
Tujuannya adalah agar kita dapat memahami secara keseluruhan nilai drawdown trading, bukan hanya nilai relatifnya atau nilai akhir periode. Hal ini diperlukan mengingat harga instrumen investasi dapat berubah dalam waktu singkat.
Nilai drawdown secara langsung mencerminkan potensi risiko atau kerugian dalam suatu instrumen trading. Semakin tinggi drawdown, semakin tinggi tingkat risiko; sebaliknya, semakin rendah drawdown, semakin rendah risiko investasi pada instrumen tersebut.
Penentuan nilai drawdown yang dianggap baik atau buruk tergantung pada jumlah modal dan toleransi risiko individu. Sebagai panduan umum:
Namun, penting untuk diingat bahwa besaran drawdown juga terkait dengan toleransi risiko masing-masing investor.
Kesimpulan
Pengertian Drawdown
Drawdown merujuk pada selisih antara nilai ekuitas tertinggi dan terendah dalam suatu periode tertentu. Umumnya, besaran drawdown diukur dalam persentase. Sebagai contoh, apabila nilai ekuitas dalam perdagangan marjin mencapai $12.000 setelah mendapatkan keuntungan tinggi, lalu turun menjadi $10.000 sebelum kembali naik ke $12.000, maka besarnya drawdown pada akun trading tersebut adalah sekitar 16%.
Konsep drawdown memegang peranan penting dalam investasi dan perdagangan karena memberikan ukuran terhadap tingkat risiko dalam suatu transaksi. Pada contoh di atas, kita dapat memahami bahwa dalam satu perdagangan, potensi kerugian mencapai 16%.
Besaran nilai drawdown dapat bervariasi seiring berjalannya waktu, tergantung pada nilai keuntungan tertinggi dan kerugian terendah yang diperoleh. Oleh karena itu, bagi seorang trader, sangat penting untuk mengukur nilai ini melalui beberapa periode waktu yang berbeda.
Jenis-Jenis Drawdown
1. Absolute Drawdown
Absolute drawdown mengukur selisih nilai ekuitas pada awal pembukaan akun trading dengan nilai terendahnya hingga saat ini, dengan asumsi tidak ada penyetoran modal tambahan. Sebagai contoh, jika ekuitas awal adalah $10.000 dan nilai ekuitas terendah turun menjadi $9.000, maka nilai absolute drawdown adalah sekitar 10%.
Rumus absolute drawdown:
2. Relative Drawdown
Relative drawdown mengukur selisih antara nilai ekuitas maksimum dan minimum dalam suatu periode waktu. Misalnya, jika saldo ekuitas awal $10.000 turun menjadi $9.000 dalam 60 menit, lalu naik menjadi $11.000, maka nilai relative drawdown adalah sekitar 18%.
Rumus relative drawdown:
3. Maximum Drawdown
Maximum drawdown mengukur selisih antara nilai ekuitas tertinggi dan terendah selama periode trading. Jika, misalnya, nilai ekuitas pernah naik hingga $20.000 dan turun hingga $8.500 dalam satu tahun, maka nilai maximum drawdown adalah sekitar 57,5%.
Rumus Maximum Drawdown:
Cara Menghitung Drawdown
Selain menggunakan rumus-rumus di atas secara manual, drawdown juga dapat dihitung dengan menggunakan metode standar deviasi atau simpangan baku. Simpangan baku ini memberikan gambaran rata-rata kedekatan nilai keuntungan dan kerugian trading dengan nilai rata-rata ekuitas.
Tujuannya adalah agar kita dapat memahami secara keseluruhan nilai drawdown trading, bukan hanya nilai relatifnya atau nilai akhir periode. Hal ini diperlukan mengingat harga instrumen investasi dapat berubah dalam waktu singkat.
Pentingnya Drawdown Dalam Trading
Nilai drawdown secara langsung mencerminkan potensi risiko atau kerugian dalam suatu instrumen trading. Semakin tinggi drawdown, semakin tinggi tingkat risiko; sebaliknya, semakin rendah drawdown, semakin rendah risiko investasi pada instrumen tersebut.
Penentuan nilai drawdown yang dianggap baik atau buruk tergantung pada jumlah modal dan toleransi risiko individu. Sebagai panduan umum:
- Untuk modal trading besar, drawdown 5%-6% dianggap normal, dengan batasan tidak lebih dari 6%.
- Untuk modal trading kecil, drawdown 15%-20% dianggap normal, sedangkan di atas 20% dianggap berisiko.
Namun, penting untuk diingat bahwa besaran drawdown juga terkait dengan toleransi risiko masing-masing investor.
Tips Menghadapi Drawdown
- Kenali Profil Risiko Anda
Sebagai langkah awal menghadapi drawdown, penting untuk mengenali profil risiko Anda. Jika Anda memiliki profil risiko konvensional, disarankan untuk menetapkan toleransi drawdown yang rendah guna menghindari margin call. - Gunakan Rerata Drawdown untuk Menetapkan Cut Loss dan Take Profit
Penghitungan drawdown dapat menjadi pertimbangan penting dalam menentukan nilai cut loss dan take profit. Misalnya, dengan hasil penghitungan maximum drawdown selama satu bulan, Anda dapat menentukan kisaran nilai ekuitas yang dapat naik atau turun, membantu Anda menetapkan order sell atau buy secara lebih terinformasi. - Buat Batas Risiko Variatif per Transaksi
Membuat keputusan keuangan dalam setiap posisi trading merupakan seni tersendiri. Untuk menjaga agar rasio drawdown tetap rendah, pastikan Anda memahami kondisi pasar terkini dan menetapkan cut loss sesuai dengan kondisi tersebut. - Evaluasi dan Koreksi Strategi
Pertama-tama, seorang trader harus secara teratur mengevaluasi strategi tradingnya. Analisis ini mencakup kajian terhadap faktor-faktor pasar, indikator teknikal, dan fundamental yang mendasari keputusan trading. Jika drawdown terjadi secara konsisten, ini dapat menjadi tanda perlunya penyesuaian strategi. Pembaruan dan adaptasi terhadap kondisi pasar yang berubah dapat membantu mengurangi risiko drawdown yang tidak diinginkan. - Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi portofolio merupakan pendekatan yang diterapkan untuk mengurangi risiko dengan menyebar investasi ke berbagai instrumen keuangan. Dalam konteks drawdown, memiliki portofolio yang terdiversifikasi dapat membantu melindungi modal dari fluktuasi ekstrim dalam satu instrumen tertentu. Sebuah kerugian signifikan pada satu posisi dapat dikompensasi oleh kinerja positif pada posisi lainnya, mengurangi dampak drawdown secara keseluruhan. - Penggunaan Stop-Loss dengan Bijak
Menetapkan tingkat stop-loss yang bijak adalah kunci dalam mengelola drawdown. Stop-loss adalah pesanan untuk menjual atau membeli suatu aset ketika harga mencapai tingkat tertentu. Dengan menetapkan stop-loss yang sesuai dengan toleransi risiko, seorang trader dapat membatasi potensi kerugian dalam suatu perdagangan. Namun, perlu diingat bahwa stop-loss yang terlalu ketat dapat menghasilkan banyak transaksi keluar-masuk yang mungkin tidak menguntungkan. - Penerapan Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah elemen kritis dalam mengelola drawdown. Ini melibatkan penetapan batas risiko per perdagangan atau persentase modal yang diizinkan untuk dipertaruhkan. Dengan mengikuti aturan manajemen risiko yang ketat, seorang trader dapat menjaga drawdown tetap pada tingkat yang dapat diterima. Ini juga mencakup penggunaan leverage dengan bijak untuk menghindari eksposur yang berlebihan. - Pendidikan dan Psikologi Trading
Selain strategi teknis, memiliki pemahaman yang kuat tentang psikologi trading adalah kunci keberhasilan. Saat menghadapi drawdown, emosi seperti ketakutan dan keputusasaan dapat mempengaruhi keputusan trading. Edukasi yang terus-menerus dan disiplin dalam mengendalikan emosi dapat membantu trader tetap fokus pada rencana trading mereka, mengurangi risiko mengambil keputusan impulsif selama periode drawdown.
Kesimpulan
Dalam dunia trading, drawdown adalah bagian tak terhindarkan dari perjalanan. Namun, dengan pendekatan yang cermat dan strategi yang tepat, seorang trader dapat mengelola risiko drawdown dan meminimalkan dampak negatifnya. Evaluasi rutin, diversifikasi, penggunaan stop-loss yang cerdas, manajemen risiko yang baik, dan pemahaman psikologi trading semua berperan penting dalam mencapai kesuksesan jangka panjang di pasar keuangan yang dinamis ini.